TUGAS
AKHIR
MATA
KULIAH GEOLOGI LAUT
(Pengaruh
Pergerakan Lempeng terhadap Penyebaran Salinitas Samudera)
ZUFITA
KHAIRANI
OSEANOGRAFI
B
26020215130069
FAKULTAS
PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS
DIPONEGORO
SEMARANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Indonesia
merupakan negara yang menjabat sebagai negara agraris. Negara agraris merupakan
negara yang perekonomiannya bergantung pada sektor pertanian. Indonesia juga
menjabat sebagai negara maritim atau negara yang memiliki luas wilayah lautan
lebih besar dari wilayah daratan. Selain keduanya, Indonesia juga menjabat
sebagai negara yang memiliki seismisitas tinggi, atau dapat diartikan bahwa
Indonesia merupakan negara dengan tingkat peristiwa gempa bumi yang tinggi. Gempa bumi
dapat terjadi karena adanya tumbukan antar dua lempeng tektonik baik itu
lempeng samudera (oceanic crust) dengan lempeng benua (continet crust) maupun
tumbukan antar lempeng yang sama. Indonesia
memiliki laut yang luas dengan salinitas besar. Salinitas merupakan jumlah total garam yang dinyatakan dalam gram yangterdapat
dalam satukilogram air laut, dengan catatan semua
karbonat telah teroksidasi, tara(unsur) brom dan iod dihitung sebagai tara klor
dan semua zat organik teroksidasi (Neuman and Piierson, 1966)
Untuk dapat memahami mengapa dan bagaimana salinitas samudera
dapat terjadi kita perlu paling tidak sedikit mengerti tentang konsep tektonik
. Mempelajari konsep tektonik atau istilah yang sering dipakai para
geologist yaitu Teori Tektonik Lempengyang berarti mempelajari mekanisme pergerakan-pergerakan
lempeng bumi itu sendiri.
1.2
Rumusan
Masalah
Ekosistem merupakan contoh kehidupan, keberlangsungan hidup
suatu ekosistem tidak bisa lepas dari pengaruh lingkungan atau habitat yang ada
disekitarnya. Pengaruh tersebut antara lain dikarenakan oleh adanya gejala alam
seperti terjadinya pergerakan-pergerakan lempeng yang akan mempengaruhi sebaran
salinitas di laut lepas.
1.3
Maksud
dan Tujuan
Menjadi
sumber referensi mengenai sebaran salinitas di lautan akibat pergeseran
lempeng. Dengan adanya makalah ini pembaca akan mengetahui faktor lempeng yang
mempengaruhi sebaran salinitas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pergerakan Lempeng
Perbatasan antara lempeng tektonik yang satu dengan lainnya (plate boundaries)
terbagi dalam 3 jenis berdasarkan arah pergerakannya , yaitu divergen,
konvergen, dan transform. Selain itu ada jenis lain yang cukup kompleks namun
jarang, yaitu pertemuan simpang tiga (triple junction) dimana tiga lempeng
kerak bertemu.
2.1.1 Batas Lempeng Divergen (Divergent Plate Boundary)
Pada
tipe divergen lempeng-lempeng yang bergerak saling menjauhi, sehingga terbentu
rongga diantara kedua lempeng tersebut. Akan tetapi, rongga yang terbentuk akan
segera diisi oleh batuan cair baru yang terinjeksi oleh astenosfir kemudian
memadat dan akan mendorong lantai samudera menjauhi titik pemekaran atau biasa
disebut pemekaran lantai samudera (sea floor spreading).
Ada dua macam zona yang terbentuk akibat
kejadian lempeng divergen, yaitu:
a.
Zona divergen antara lempeng-lempeng pada lantai dasar samudera.
Model Zona Divergen. Sumber: Handout
Tektonik Lempeng, Salahuddin Husein (2012)
Tempat
pertemuan dua batas lempeng dengan tipe Lempeng divergen disebut seafloor
spreading atau spreading center. Contohnya terdapat pada
pertemuan antara lempeng Amerika Utara dan lempeng Eurasia di Samuera
Antartika, sedangkan
b.
Zona divergen antara dua lempeng benua.
Ciri-ciri
morfologi zona divergen yaitu keadaan ini menyebabkan terjadinya rekahan yang
cukup besar pada daratan. Rekahan itu akan terus meluas setiap tahunnya.
Sebagai contoh yang terjadi di Afrika Timur yang dikenal sebagai Great Rift
Valley.Adanya bekas tarikan berlawanan arah antara kedua lempeng, yang bisa
ditandai dengan: celah antara kedua lempeng, atau bisa juga dengan adanya
penipisan lempeng di pertengahan kedua arah gaya.
Pada
zona ini bisa terbentuk gunungapi, dimana magma di dalam bumi akan lebih mudah
mencapai permukaan (dikarenakan lempeng yang menipis). Dicirikan gunungapi
cenderung berbentuk landai
2.1.2 Batas Lempeng Konvergen (Konvergent Plate Boundary)
Pada
tipe konvergen pergerakan lempeng saling mendekati sehingga satu sama lain akan
terbentuk empeng yang menuju ke atas dan ada juga lempeng yang menekuk menuju
ke lapisan astenosfir. Lempeng yang menekuk menuju lapisan astenosfir akan
hancur karena suhu dan tekanan yang tinggi pada lapisan tersebut.
Terdapat tiga
kemungkinan yang akan terjadi yaitu tumbukan antar lempeng samudera, tumbukan
antar lempeng benua, dan tumbukan antara lempeng benua dengan lempeng samudera.
Pada umumnya tumbukan antar lempeng yang sejenis tidak akan menimbulkan zona
subduksi karena rapat masa lempeng yang sama, zona subduksi akan terbentuk jika
tumbukan terjadi antara lempeng benua dengan lempeng samudera.
A. Tumbukan
lempeng benua dengan lempeng samudera
Model Zona Batas Konvergen (Samudera –
Samudera). Sumber: Handout Tektonik Lempeng, Salahuddin Husein (2012)
Pada daerah konvergensi lempeng
samudera-lempeng samudera, salah satu lempeng yang beratnya lebih tinggi dari
lempeng lainnya akan tersubduksi ke arah mantel. Sehingga, pada daerah
pertemuan tersebut akan terbentuk daerah kepulauan yang terdiri dari
gunung-gunung laut. Pertemuan lempeng yang seperti ini biasanya terjadi di
daerah laut dalam dengan kedalaman lebih dari 11000 meter, contohnya adalah rangkaian
kepulauan yang dipenuhi gunung api sepanjang Mariana Trench di bagian barat
Samudera Pasifik.
Pada
tipe ini akan terbentuk zona subduksi, yaitu lempeng samudera akan menunjam
kebawah sebesar 45 derajat dibawah lempeng benua. Pada zona subduksi akan
menjadi tempat terjadinya busur magmatik (magmatic arc), bancuh (melenge),
punggung dan cekungan busur depan ( fore arc right and fore arc basin) serta busur
cekungan belakang (back arc basin).
·
Busur Magmatik
Ialah
wilayah aktivitas magma yang berkaitan dengan penunjaman lempeng dan berbentuk
busur. Terbentuk akibt naiknya lempeng lithosfer dari tumbukan. Jika aktivitas
gunung terjadi pada lempeng samudera maka busur magmatik ini disebut busur,
tetapi jika terbentuk pada lempeng benua maka disebut busur vulkanik
kontinental.
·
Bancuh
Kata
bancuh berarti campuran, bancuh berartikan jalur yang terdiri dari campuran
batuan atau pecahan dari batuan.
·
Punggung dan cekungan busur depan
Bentuk
utama dari zona konvergen adalah palung dan busur magmatik. Pada umumnya
diantara palung dan busur magmatik akan ada punggungan dan cekungan busur
depan.Punggung busur depan terbentuk karena sesar tanjaka dari hasil tabrakan lempeng.
·
Busur Cekung Belakang
Busur
cekung belakang berada sejajar dengan busur magmatik
.
Gejala ini ditandai dengan terbentuknya cekung berbentuk busur dan menipisnya
kerak.
B. Tubukan lempeng benua dengan lempeng benua
Model Zona Batas Konvergen (Benua –
Benua). Sumber: Handout Tektonik Lempeng, Salahuddin Husein (2012)
Contoh
dari peristiwa ini adalah bersatunya India dan benua Asia yang sebelumnya pisah
dan akhirnya dapat bertubrukan kemudian lempeng samudera terlipat, tertekuk,
dan terdeformasi lalu masuk dan membentuk busur kepulauan. Sehingga
terbentuklah pegunungan Himalaya.
C. Tumbukan
lempeng samudera dengan lempeng samudera
Model
Zona Batas Konvergen (Benua – Samudera). Sumber: Handout Tektonik Lempeng,
Salahuddin Husein (2012)
Karena densitas lempeng samudera lebih tinggi,
lempeng samudera akan tersubduksi ke arah mantel dan menyebabkan terbentuknya
gunung-gunung api aktif di daratan benua. Adapun terjadinya gunung-gunung aktif
tersebut, adalah karena adanya pergesekan antara lempeng samudera dengan
batuan-batuan di sekitarnya, dimana batuan akan leleh dan berubah fase menjadi
cair (magma). Hal itu terjadi karena pergerakan lempeng samudera. Akibatnya,
magma akan merambat ke permukaan melalui rekahan-rekahan, sehingga terbentuklah
gunung api. Daerah konvergen ini dicirikan dengan adanya aktivitas seismik yang
cukup tinggi, bahkan kebanyakan gelombang tsunami tak jarang terjadi akibat hal
tersebut. Contoh tipe konvergensi lempeng benua—lempeng samudera terdapat di
daerah zona penyusupan di sepanjang Pantai barat Sumatera dan di sepanjang
Pantai Selatan Jawa.
Jika
gunung api tumbuh sampai permukaan laut maka akan terbentuk busur gunung api
yang terletak jauh dari palungnsebagai tempat bertumbrukannya kedua lempeng
tersebut seperti kepulauan Aleutian, jika aktivitas terjadi terus menerus maka
akan membentuk busur kepulauan seperti
filipina dan jepang.
2.1.3
Batas Transform
Tipe pertemuan antara dua lempeng tektonik yang bergerak
secara horisontal dan berlawanan arahnya. Tidak seperti pola struktur yang
terbentuk dalam zona konvergen, pada tipe zona transform tidak ada pembentukan
lapisan astenosfer baru atau terjadinya penunjaman yang dilakukan oleh salah
satu lempeng terhadap lainnya. Tipe pergerakan transform bisa terjadi, baik di
antara lempeng samudera, maupun di antara lempeng benua. Sebagai contoh adalah
pergerakan transform yang terjadi pada dua buah lempeng benua di California,mengakibatkan
terjadinya Patahan San Andreas.
2.1.4 Kekuatan penggerak pergerakan lempeng
2.1.4.1
Gaya Gesek
Tercantum dalam wikipedia yang diakses
pada tanggal 11 Desember 2015, gaya gesek dibagi dua yaitu Basal drag dan Slab
suction. Basal drag adalah arus
konveksi berskala besar di mantel atas disalurkan melalui astenosfer, sehingga
pergerakan didorong oleh gesekan antara astenosfer dan litosfer. Sedangkan Slab suction
adalah arus konveksi lokal memberikan tarikan ke bawah pada lempeng di
zona subduksi di palung samudera. Penyerotan lempengan (slab suction) ini bisa terjadi dalam kondisi geodinamik di mana
tarikan basal terus bekerja pada lempeng ini pada saat ia masuk ke dalam
mantel, meskipun sebetulnya tarikan lebih banyak bekerja pada kedua sisi
lempengan, atas dan bawah.
2.1.4.2
Gaya Gravitasi
Menurut
Amaliah, gravitasi adalah salah satu metode eksplorasi geofisika yang digunakan
untuk mengukur variasi percepatan gravitasi bumi akibat adanya perbedaan rapat
massa antar batuan. Sedang gaya persatuan masssa yang dialami oleh massa benda
lain M akibat tarikan massa. Bumi Mb dalam jarak r dikenal sebagai medan Gravitasi.
Medan potensial gravitasi bersifat konservatif yaitu usaha yang dilakukan dalam
suatu medan gravitasi tidak bergantung pada lintasan yang ditempuhnya tetapi
hanya bergantung pada posisi awal dan akhir (Telford, 1976).
Runtuhan
gravitasi merupakan pergerakan lempeng terjadi karena lebih tingginya lempeng
di oceanic ridge. Litosfer samudera yang dingin menjadi lebih padat daripada
mantel panas yang merupakan sumbernya, maka dengan ketebalan yang semakin
meningkat lempeng ini tenggelam ke dalam mantel untuk mengkompensasikan
beratnya, menghasilkan sedikit inklinasi lateral proporsional dengan jarak dari
sumbu ini.
2.1.4.3
Gaya dari Luar
Sebuah tim ilmuwan dari
Italia dan Amerika Serikat Dalam studi yang dipublikasikan pada edisi
Januari-Februari 2006 dari buletin Geological Society of America Bulletin,
berpendapat bahwa komponen lempeng yang mengarah ke barat berasal dari rotasi
Bumi dan gesekan pasang bulan yang mengikutinya. Mereka berkata karena Bumi
berputar ke timur di bawah bulan, gravitasi bulan meskipun sangat kecil menarik
lapisan permukaan bumi kembali ke barat.
Pemikiran ini sendiri
sebetulnya tidaklah baru. Hal ini sendiri aslinya dikemukakan oleh bapak dari
hipotesis ini sendiri, Alfred Wegener, dan kemudian ditentang fisikawan Harold
Jeffreys yang menghitung
bahwa besarnya gaya gesek pasang yang diperlukan akan dengan cepat membawa
rotasi bumi untuk berhenti sejak waktu lama.
2.1.5
Teori Tektonik Lempeng
Bumi itu dinamis, tidak statis,
didalam perut bumi inti bumi cair liquid outer core yang sangat panas terus berputar
mengelilingi inti bumi. Hal ini menyebabkan bumi
memiliki dua kutub magnet. Berdasarkan cara terjadinya perpindahan panas bumi
dibagi menjadi lapisan litosfer dan lapisan astenosfer. Litosfer bersifat lebih
dingin dan kaku, serta kehilangan panasnya melalui proses konduksi. Sedangkan
astenosfer lebih panas dan secara mekanik lemah, serta astenosfer juga
memindahkan panas melalui konveksi dan memiliki gradien suhu yang hampir
adiabatik. Pembagian ini sangat berbeda dengan pembagian bumi secara kimia
menjadi inti, mantel, dan kerak. Litosfer sendiri mencakup kerak dan juga
sebagian dari mantel.
Suatu bagian mantel bisa saja menjadi bagian dari
litosfer atau astenosfer pada waktu yang berbeda, tergantung dari suhu,
tekanan, dan kekuatan gesernya. Prinsip kunci tektonik lempengan adalah bahwa
litosfer terpisah menjadi lempengan-lempengan tektonik yang berbeda-beda.
Lempengan ini bergerak menumpang di atas astenosfer yang mempunyai viskoelastisitas sehingga bersifat seperti fluida.
Banyak lempeng benua dan lempeng samudera yang bergerak dengan arah dan
kecepatan tertentu. Dibawah lithosphere adalah asthenosphere dimana
terdapat dapur magma yang sangat panas dan dinamis berputar dengan siklusnya
sendiri. Hal ini yang menyebabkan lempeng di atasnya akan terus bergerak.
Gerakan primernya yaitu di tempat naiknya magma yang mendorong lapisan
diatasnya untuk bergerak. Daerah itu disebut Divergent margin (spreading
center) bisa juga disebut daerah pemekaran. Karena lempeng-lempeng
bergerak, maka ada yang saling bertumbukan yang disebut Convergent
Margin. Convergent margin sendiri ada dua jenis, yaitu subduction (penunjaman)
dan collision (pengangkatan).
BAB III
PEMBAHASAN
4.1 Mekanisme Gempa
Suatu blok yang mendapatkan tekanan akan memberikan respon
berupa pergerakan ke batuan lain. Untuk batuan yang elastis seperti batu lempung,
jika mendapatkan tekanan tidak akan langsung pecah. Tegangan elastis pada
batuan harus perlahan lahan terkumpul dan terjadi terus menerus (Hidayat,
1997).
Secara sederhana terjadinya gempa dapat
dijelaskan karena patah, atau karena adanya patahan (disebut juga fault atau
biasa disebut juga sesar oleh para geologist) yang terjadi pada lempeng
penyusun bumi. Batuan
memang bisa berlapis dan patah, sebelum patah dia terbengkokkan (folding) dulu.
Secara umum ada tiga jenis patahan atau sesar, menurut mekanismenya, sesar naik
(thrust fault atau reverse fault), sesar mendatar atau sesar geser (strike
slip), dan sesar normal (normal fault). Jadi
secara umum bisa dikatakan gempa terjadi ketika batuan patah, baik itu patah
dan naik, patah dan bergeser, maupun patah dan turun.
Subduction zone merupakan zona dimana bertemunya
dua lempeng, maka disitulah tempat yang mengalami tekanan secara terus menerus
selama jutaan tahun yang lalu sampai sekarang. Pada saat energi tekanan
semakin besar dan elastisitas batuannya sudah jenuh maka dia akan patah. Jadi gempa terjadi karena
interaksi antara dua lempeng yang saling menekan sehingga terakumulasi energi
yang cukup besar, gempanya sendiri terjadi karena kondisi batuan patah untuk
melepaskan energi tekanan yang sudah tertumpuk disana selama kurun waktu
tertentu. Gempa yang terjadi di subduction zone di Indonesia bisa
merupakan gempa dangkal (shallow earthquake), menengah (intermediate
earthquake), dan dalam (deep earthquake).
4.2 Tatanan Tektonik Indonesia
4.2.1 Tektonik Lempeng
Menurut
Djauhari Noor (2009), Teori tektonik lempeng pada dasarnya
adalah suatu teori yang menjelaskan mengenai sifat-sifat bumi yang
mobil/dinamis yang disebabkan oleh gaya yang berasal dari dalam bumi.
Konsepdari tektonik lempeng adalah bahwasanya lapisan kerak Bumi (litosfir)
terpecah-pecah dalam 13lempeng besar dan beberapa lempeng kecil. Adapun
lempeng-lempeng tersebut terlihat padagambar 5-1 sebagai berikut:
1).
Lempeng Pasifik (Pasific plate);
2).
Lempeng Eurasia (Eurasian plate),
3).
Lempeng India-Australia (Indian-Australian plate),
4).
Lempeng Afrika ( African plate),
5).
Lempeng Amerika Utara (North American plate),
6).
Lempeng Amerika Selatan (South American plate),
7).
Lempeng Antartika ( Antartic plate)
Dan
beberapa lempeng kecil seperti :
1).
Lempeng Nasca (Nasca plate),
2).
Lempeng Arab(Arabian plate),
3).
Lempeng Karibia (Caribian plate).
4).
Lempeng Philippines (Phillippines plate),
5).
Lempeng Scotia (Scotia plate),
6).
Lempeng Cocos (Cocos plate)
4.2.2 Lempeng dan Pergerakannya
Lempeng dapat terdiri dari kerak benua, kerak samudera atau
keduanya. Arus konvensi tersebut merupakan sumber kekuatan utama yang
menyebabkan terjadinya pergerakan lempeng. Ada
dua jenis kerak bumi yakni kerak samudera yang tersusun oleh batuan bersifat basa
dan sangat basa, yang dijumpai di samudera sangat dalam, dan kerak benua
tersusun oleh batuan asam dan lebih tebal dari kerak samudera. Kerakbumi
menutupi seluruh permukaan bumi, namun akibat adanya aliran panas yang mengalir
di dalam astenofer menyebabkan kerakbumi ini pecah menjadi beberapa bagian yang
lebih kecil yang disebut lempeng kerakbumi.
4.2.3 Akibat Pergerakan Lempeng
Akibat
pergerakan lempeng (divergen, konvergen, transform) permukaan bumi menjadi
tidak rata. Permukaan bumi dapat terbentuk Gunung akibat pergerakan lempeng
jenis konvergen dan akan terbentuk palung pada dasar samudera karena pergerakan
jenis ivergen.
4.2.4 Kegiatan Tektonik
Pergerakan lempeng kerak bumi yang saling bertumbukan akan
membentuk zona sudaksi dan menimbulkan gaya yang bekerja baik horizontal maupun
vertikal, yang akan membentuk pegunungan lipatan, jalur gunungapi/magmatik,
persesaran batuan, dan jalur gempabumi serta terbentuknya wilayah tektonik
tertentu. Selain itu terbentuk juga berbagai jenis cekungan pengendapan batuan
sedimen seperti palung (parit), cekungan busurmuka, cekungan antar gunung dan
cekungan busur belakang. Pada jalur gunungapi/magmatik biasanya akan terbentuk
zona mineralisasi emas, perak dan tembaga, sedangkan pada jalur penunjaman akan
ditemukan mineral kromit. Setiap wilayah tektonik memiliki ciri atau indikasi
tertentu, baik batuan, mineralisasi, struktur maupun kegempaanya.
4..2.5 Perkembangan Tatanan Tektonik Indonesia
Menurut Pasau
(2011), Indonesia terletak pada batas pertemuan tiga lempeng besar dunia yang
sangat aktif yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Indo-Australia
serta satu lempeng mikro yaitu lempeng mikro Filipina, karena itu maka wilayah
Indonesia sangat rawan terhadap bencana gempagempa tektonik.
Akibat tumbukan
antara lempeng itu maka terbentuk daerah penunjaman atau subduksi. Daerah
penunjaman oleh lempeng Indo-Australia memanjang di sebelah Barat Pulau
Sumatera, sebelah Selatan Pulau Jawa hingga ke Bali dan Kepulauan Nusa Tenggara
bergerak ke utara sekitar 50-70 mm/tahun. Kemudian di sepanjang tepian Lempeng
Kepulauan dari Pulau Timor ke arah Timur dan terus memutar ke Utara berlawanan
arah jarum jam menuju wilayah perairan Maluku, Lempeng Benua Australia menabrak
dengan kecepatan sekitar 70 mm/tahun. Jadi di wilayah ini yang terjadi bukan
penunjaman lempeng lautan lagi tapi zona tumbukan lempeng benua terhadap
lempeng kepulauan.
Di utara
Indonesia Timur, Lempeng Pacifik menabrak sisi utara Pulau Irian dan
pulau-pulau di utara Maluku dengan kecepatan 120 mm/tahun, dua kali lebih cepat
dari kecepatan penunjaman lempeng di bagian sisi Barat dan Selatan Indonesia.
Sementara yang lebih kompleks dan rumit adalah penunjaman pada pertemuan antara
beberapa lempeng yang terjadi dibagian utara pulau Sulawesi dan kawasan Laut
Maluku. Di kawasan ini terdapat subduksi ganda, akibat subduksi (penunjaman)
lempeng Pasifik terhadap lempeng Eurasia menimbulkan dua busur melengkung yang
arahnya berbeda, yaitu busur Halmahera dan Busur Mayu-Sangihe. Busur Mayu
sejajar dengan Halmahera, menunjam ke arah timur. Sedang Busur Halmahera
menunjam ke barat mengarah ke Filipina dan Perairan Maluku. Tekanan dahsyat
karena pergerakan dari empat lempeng besar bumi ini menyebabkan interior
lempeng bumi dari Kepulauan Indonesia terpecah-pecah menjadi bagian-bagian
kecil kerak bumi yang bergerak antara satu terhadap lainnya yang dibatasi oleh
patahan-patahan aktif.
Karena itu,
kepulauan Indonesia berada pada daerah yang mempunyai aktivitas gempa bumi
cukup tinggi yang mengakibatkan bencana alam akibat gempa bumi di Indonesia
makin sering terjadi. Berkaitan dengan kondisi tersebut, salah satu upaya yang
bisa dilakukan untuk meminimalkan dampak bencana gempa adalah menyiapkan semua
prasarana yang dibangun di Indonesia yang tahan terhadap gempa. Pemodelan
sumber gempa merupakan salah satu upaya mitigasi dalam mengetahui besarnya percepatan
suatu gerakan tanah yang diakibatkan oleh suatu gempa bumi.
4.2.6 Lempeng Tektonik
Menurut teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi kita
terbuat dari suatu lempengan tipis dan keras yang masing-masing saling bergerak
relatif terhadap yang lain. Gerakan ini terjadi secara terus-menerus sejak bumi
ini tercipta hingga sekarang. Aktivitas
tektonik adalah aktivitas yang berasal dari pergerakan lempeng-lempeng yang ada
pada kerak bumi ( litosphere ). Hasil dari tumbukan antar lempeng dapat
menghasilkan pegunungan ( orogenesa ), aktivitas magmatis dan aktivitas gunug
api ( volcanism). Teori tektonik lempeng adalah suatu teori yang mendasarkan
pada hipotesa ”Pemekaran Lantai Samudera” ( Sea-floor spreading ) dan hipotesa
“Pengapungan benua” (Continental drift). Hipotesa pemekaran lantai samudera menjelaskan bahwa
bagian kulit bumi yang ada di dasar samudera Atlantik tepatnya di pematang
tengah samudera ( mid-oceanic ridges ) terjadi suatu pembentukan material baru
( litosphere ) yang berasal dari dalam bumi.
Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang disokong oleh magma di bawahnya. Disebabkan ini maka lempeng tektonik ini bebas untuk menggesek satu sama lain.Pergerakan antara lempeng tektonik ini tidak berjalan secara perlahan-lahan. Pergerakan inilah yang menyebabkan terjadinya gempa bumi.
Daratan dan juga dasar lautan akan secara perlahan-lahan dibawa ke arah kedudukan baru apabila lempeng beralih. Batas lempeng ditandai oleh lingkaran gempa bumi dan rangkaian gunung berapi. Gravitasi dianggap sebagai penyebab utama dari semua pergerakan lempeng. Gaya gravitasi menarik lempeng yang tersubduksi karena bagian itu memang lebih tua dan lebih berat bobotnya. Kemudian karena tertarik, ada celah di tengah punggung samudera yang kemudian terisi material dari dalam mantel.
Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang disokong oleh magma di bawahnya. Disebabkan ini maka lempeng tektonik ini bebas untuk menggesek satu sama lain.Pergerakan antara lempeng tektonik ini tidak berjalan secara perlahan-lahan. Pergerakan inilah yang menyebabkan terjadinya gempa bumi.
Daratan dan juga dasar lautan akan secara perlahan-lahan dibawa ke arah kedudukan baru apabila lempeng beralih. Batas lempeng ditandai oleh lingkaran gempa bumi dan rangkaian gunung berapi. Gravitasi dianggap sebagai penyebab utama dari semua pergerakan lempeng. Gaya gravitasi menarik lempeng yang tersubduksi karena bagian itu memang lebih tua dan lebih berat bobotnya. Kemudian karena tertarik, ada celah di tengah punggung samudera yang kemudian terisi material dari dalam mantel.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami ambil dari makalah ini adalah pengaruh
kondisi tektonik divergen, konvergen, dan transform terhadap sebaran salinitas
samudera adalah batas antar lempeng yang saling menjauh, saling mendekat, serta
saling bergeser nantinya akan menyebabkan salinitas di samudera berbeda-beda
4.2 Saran
Adanya makalah ini masih membutuhkan saran dari pembaca
agar nantinya penulis semaksimal mungkin meminimalisir
kesalahan yang ada. Serta akan lebih baik jika sumber dari makalah berupa buku
ataupun jurnal dan meminimalisir sumber dari wikipedia.
DAFTAR PUSTAKA
Amaliah,
Rezki et al. Pemodelan
Anomali Gravitasi Menggunakan Metode Inversi 2D ( Dua Dimensi) pada Area
Prospek Panas Bumi Lapangan ‘A’ .Makassar : Universitas Hassanudin
Hidayat, Nur dan Eko Widi Santoso. 1997. Gempa Bumi dan Mekanismenya vol 2 no 3.
Hugget, R. J. 2007. Fundamental of Geomorphology: Second
Edition. New York:
Routledge Publisher.
Husein, Salahuddin. 2012. Tektonik Lempeng. Yogyakarta.
Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.
Noor, Djauhari. 2009. Pengantar
Geologi (Program Studi Teknik Geologi).Bogor : CV Graha Ilmu
Pasau, Guntur dan Adey Tanauma. 2011. Pemodelan Sumber Gem[a di Wilayah Sumatra
Utara sebagai Upaya Mitigasi Bencana Gempa Bumi. Manado : Universitas San
Ratulangi
Satriyo, Agung. 2010. Penentuan
Anomali Perubahan Kecepatan Gelombang Primer dengan Kecepatan Gelombang Sekunder (Vp/Vs) pada daerah Papua
Barat Studi Kasus Gempa Bumi Manukwari. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah
Wikipedia. Tektonik Lempeng. http://id.wikipedia.org/wiki/tektonik-lempeng.
7 Desember 2015.
Komentar
Posting Komentar