1.
Spektrofotometri merupakan suatu metode analisis yang
didasarkan pada pengukuran serapan sinar makromatis oleh suatu lajur larutan
berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma
atau kisi difraksi dengan fototube atau tabung foton hampa. Alat yang digunakan
adalah spektrofotometer, yaitu suatu alat yang di gunakan untuk menentukan
suatu senyawa baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur
transmitan atau absorbansi dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi.
Pada titrasi spektrofotometri, sinar yang digunakan merupakan satu berkas yang
panjangnya tidak berbeda banyak antara satu dengan yang lainnya, sedangkan
dalam kalorimetri perbedaan panjang gelombang dapat lebih besar. Dalam hubungan
ini dapat disebut juga spektrofotometri adsorbsi atomic (Hardjadi, 1990). Fungsi alat spektrofotometer dalam
laboratorium adalah mengukur transmitans atau absorbans suatu contoh yang
dinyatakan dalam fungsi panjang gelombang. Prinsip kerja spektrofotometer
adalah bila cahaya (monokromatik maupun campuran) jatuh pada suatu medium
homogen, sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan, sebagian di serap dalam
medium itu, dan sisanya diteruskan. Nilai yang keluar dari cahaya yang
diteruskan dinyatakan dalam nilai absorbansi karena memiliki hubungan dengan
konsentrasi sampel. Studi spektrofotometri dianggap sebagai perluasan suatu
pemeriksaan visual yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Hukum Beer
menyatakan absorbansi cahaya berbanding lurus dengan dengankonsentrasi
dan ketebalan bahan/medium (Miller J.N 2000)
2.
Nutrisi
adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu
energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses
kehidupan (Soenarjo, 2000). Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses
dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan
kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik
antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi. Sedangkam menurut Supariasa
(2001), nutrisi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, absorbsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ,
serta menghasilkan energi.
3.
Fosfor
merupakan salah satu unsur hara (nutrien) yang dibutuhkan olehorganisme
perairan (Nybakken, 1985 dalam ahmad, 2004). Fosfor yang berada dialam
tidak dijumpai dalam keadaan bebas, akan tetapi dapat kita jumpai dalam
bentukterikat dengan unsur lain membentuk senyawa. Di laut, fosfor di jumpai
dalamkeadaan terlarut dan tersuspensi atau terikat di dalam sel organisme
dalam air (ahmad,2004).Sumber alami fosfor di perairan adalah pelapukan
batuan mineral seperti fluorapatite [Ca(PO4)3F], Hydroxylapatite
[Ca5(PO4)3OH], Strengite [Fe(PO4)2H2O], whitlockite [Ca3(PO4)2],
dan berlinite [AlPO4], disamping itu juga berasal daridekomposisi bahan
organik (Effendi, 2003). Berdasarkan kadar fosfat total, perairan diklasifikasikan
menjadi tiga yaitu: perairan dengan tingkat kesuburan rendah yang memiliki
kadar fosfat total berkisar antara 0 – 0.02 mg/liter; perairan dengan tingkat
kesuburan sedang memiliki kadar fosfat 0.021 – 0.05 mg/liter; dan perairan
dengan tingkat kesuburan tinggi, memiliki kadar fosfat total 0.051 – 0.1
mg/liter (Effendi, 2003)
4.
Menurut
Effendi (2003), Fosfat dalam air laut berbentuk ion fosfat. Ion fosfat
dibutuhkan pada proses fotosintesis dan proses lainnya dalam tumbuhan (bentuk
ATP, ADP dan Nukleotid koenzim). Penyerapan dari fosfat dapat berlangsung terus
walaupun dalam keadaan gelap. Dipermukaan air, fosfat di angkut oleh fitoplankton sejak proses
fotosintesis. Konsentrasi fosfat di atas 0,3 µm akan menyebabkan kecepatan
pertumbuhan pada banyak spesies fitoplankton. Untuk konsentrasi dibawah 0,3 µm
ada bagian sel yang cocok menghalangi dan sel fosfat kurang diproduksi. Mungkin
hal ini tidak akan terjadi di laut sejak NO3 selalu habis sebelum PO4 jatuh ke
tingkat yang kritis. Pada musim panas, permukaan air mendekati 50% seperti
organik-P.
Di laut dalam kebanyakan P berbentuk inorganik. Di
musim dingin hampir semua P adalah inorganik. Variasi di perairan pantai
terjadi karena proses upwelling dan kelimpahan fitoplankton. Pencampuran yang
terjadi dipermukaan pada musim dingin dapat disebabkan oleh bentuk linear di
air dangkal. Setelah musim dingin dan musim panas kelimpahan fosfat akan sangat
berkurang.
5.
Nitrit (NO2)
merupakan bentuk peralihan antara ammonia dan nitrat (nitrifikasi) danantara
nitrat dengan gas nitrogen (denitrifikasi) oleh karena itu, nitrit bersifat
tidak stabildengan keberadaan oksigen. Kandungan nitrit pada perairan alami
mengandung nitritsekitar 0.001 mg/L. kadar nitrit yang lebih dari 0.06 mg/L
adalah bersifat toksik bagiorganisme perairan. Keberadaan nitrit menggambarkan
berlangsungnya proses
biologis perombakan bahan organik yang memiliki kadar oksigen terlarut yang rendah (Sanusi,2006
dalam Hendrawati, 2009).
Meningkatnya kadar nitrit di
perairan laut berkaitan erat dengan masuknya bahanorganik yang mudah terurai.
Penguraian bahan organik yang mengandung unsur nitrogenakan menghasilkan
senyawa nitrat, nitrit atau amonia. Penguraian bahan organik oleh bakteri membutuhkan oksigen dalam yang jumlah banyak. Pada kondisi lingkungananaerob,
bakteri akan lebih cenderung menggunakan 7bakteri tertentu digunakan sebagai
penerima elektronterakhir dalam proses metabolismenya. Hal ini terjadi pada
kondisi lingkungan yanganaerobik. Mekanisme tersebut dikenaldengan istilah
respirasi nitrit dan enzim yang berperan adalah nitrit reduktase (Madigan
et al. 2003)
6. Konsentrasi
nitrit di lapisan permukaan lebih kecil daripada lapisan dekat dasar perairan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hutagalung & Rozak (1997) bahwa distribusivertikal
nitrit semakin tinggi sejalan dengan bertambahnya kedalaman laut dan
semakinrendahnya kadar oksigen,
sedangkan distribusi horizontal
kadar nitrit semakin
tinggimenuju kearah pantai dan muara sungai
7.
Nitrat (NO3) adalah bentuk senyawa nitrogen yang
merupakan sebuah senyawa yang stabil. Nitrat merupakan salah satu unsur penting
untuk sintesis protein tumbuh-tumbuhan dan hewan, akan tetapi nitrat pada
konsentrasi yang tinggi dapat mengakumulasi pertumbuhan ganggang yang tak
terbatas sehingga air kekurangan oksigen terlarut dan menyebabkan kematian pada
ikan. Kadar nitrat secara alamiah biasanya agak rendah, namun kadar nitrat
dapat menjadi tinggi sekali pada air tanah di daerah-daerah yang diberi pupuk
dan mengandung nitrat (Alaerts dan Santika, 1987). Sumber utama nitrat di perairan
berasal dari limbah yang mengandung senyawa nitrat berupa bahan organik dan
senyawa anorganik seperti pupuk nitrogen. Sedangkan distribusi horizontal kadar
nitrat menurut Hutagalung (1997), semakin tinggi menuju ke arah pantai dan
kadar nitrat tertinggi biasanya ditemukan di perairan muara. Selanjutnya
dikatakan bahwa peningkatan kadar nitrat di laut disebabkan oleh masuknya
limbah domestik atau perairan (pemupukan) yang mengandung nitrat. Dibeberapa
perairan laut, nitrat digambarkan sebagai senyawa mikronutrien pengontrol
produktifitas primer di lapisan permukaan daerah eufotik. Kadar nitrat di
daerah eufotik sangat dipengaruhi oleh transportasi nitrat ke daerah tersebut,
oksidasi amoniak oleh mikroorganisme dan pengambilan nitrat untuk proses
produktifitas primer, bila intensitas cahaya yang masuk ke kolom air cukup,
maka kecepatan pengambilan nitrat (uptake) lebih cepat daripada proses transportasi
nitrat ke lapisan permukaan (Grasshoff, 1976).
8. Distribusi vertikal Nitrat di laut menunjukkan bahwa kadar
Nitrat semakintinggi bila kedalaman laut bertambah (Hutagalung
et al.,1997). Hal ini disebabkankarena
tenggelamnya partikel-partikel yang mengandung Nitrat sertabertambahnya
partikel tersebut menjadi Nitrogen organik, sehingga distribusiNitrat di laut dapat dikatakan hampir seragam
baik vertikal maupun horizontal.Selanjutnya distribusi Nitrat di laut
dipengaruhi oleh proses fotosintesa, gravitasiresidu organisme air dan gerakan
arus atau massa air
DAFTAR PUSTAKA
Alaerts, G. dan S.S. Santika., 1987.MetodePenelitian
Air.Usaha Nasional. Surabaya. Indonesia.
Grasshoff, K., 1976. Determination of Nitrate. Methods
of Seawater Analysis(Grasshoffedt.).
Hardjadi. 1990. Ilmu
Kima Analitik Dasar. PT Gramedia: Jakarta
Hutagalung, H, P., Dan Abdul Rozak, 1997. MetodeAnalisis
Air Laut, Sedimendan Biota, Buku 2. P3O. LIPI Jakarta.]
Miller, J.N and Miller, J.C. 2000. Statistics and Chemometrics for
Analytical Chemistry, 4th ed, Prentice Hall : Harlow.
P, Tipler. 1991. Fisika untuk Sains dan Teknik
Jilid . Bandung:
Erlangga.
Rock CL, Goldman L, Ausiello
D. Saunders. 2004. Nutrition in the Prevention and
Treatment ofDisease . In: Cecil Textbook of Medicine
22 Nd
Soenarjo. 2000.
Supariasa, dkk. 2001. Penilaian Status
Gizi. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Syahril. 2013. Kandungan Unsur Hara
Fosfat dalam Air Laut. Makasar : UNHAS
Komentar
Posting Komentar